Senin - Jumat | 08:00 - 16:00 WIB | (0274) 2812002
Pelatihan Tata Pamer Koleksi Museum Ekskursi di Provinsi Bali
Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan kegiatan Ekskursi di Provinsi Bali dalam rangka Pelatihan “Tata Pamer Koleksi Museum di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB)”. Pelatihan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Pelatihan di dalam kelas yang diselenggarakan di Hotel @Home Horison Timoho. Kegiatan Ekskursi yang sempat tertunda disebabkan kenaikan status Covid-19 menjadi level 4, akhirnya baru dapat dilaksanakan pada tanggal 2 – 5 November 2021. Kegiatan Ekskursi di Provinsi Bali diikuti oleh perwakilan dari 35 museum di Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan mempersiapkan stakeholder dari perwakilan setiap museum di Yogyakarta untuk mempersiapkan tata pamer museum di masa adaptasi kebiasaan baru. Sehingga dengan kegiatan ini diharapkan peserta pelatihan mendapat informasi tentang teori dan praktek tata pamer museum yang sesuai.
Kegiatan Ekskursi melakukan kunjungan museum di Provinsi Bali diantaranya Museum Pasifika, Museum Geopark Batur, Living Museum Desa Penglipuran dan Museum Sanga Amurwabhumi. Museum Pasifika yang dirancang oleh Arsitek terkenal Bali bernama Popo Danes mempunyai luas 9.000 m2 dan terletak di dalam Kompleks Nusa Dua. Koleksi Museum Pasifika terdiri dari 600 lukisan dan 200 lebih patung yang berasal dari lebih dari 200 seniman dari 25 negara. Koleksi museum yang ditampilkan berupa lukisan dan patung yang berasal dari Indonesia dan luar Indonesia terutama Kepulauan Pasifik. Museum Pasifika terdapat 11 galeri dengan perpaduan koleksi dari seniman Indonesia maupun dari luar negeri. Bentuk bangunan Museum Pasifika yang terdiri ruangan pamer dibuat alur memutar, sehingga pengunjung dapat dengan runtut mengikuti alur koleksi di setiap galeri. Alur kunjungan dengan sistem memutar dapat menjadi adaptasi tata pamer bagi museum lainnya agar pengunjung dapat memahami koleksi sesuai alur dari tata pamer museum tersebut.
Kunjungan ke Museum Geopark Batur untuk mengenalkan museum geologi kepada peserta pelatihan sebagai Global Geopark Network (GGN)-UNESCO yang telah ditetapkan pada 20 September 2012. Museum Geopark Batur yang dikelola oleh Kementerian ESDM mempunyai fungsi sebagai pusat informasi gunungapi, meneliti, menyimpan dan memamerkan terkait kegunungapian. Pada pintu masuk utama, peserta pelatihan sudah disambut dengan market Gunung Api Batur yang berisi informasi tentang fenomena-fenomena alam yang terjadi pada Gunung Batur. Museum Geopark Batur terbagi dalam tiga zona diantaranya Zona Kebumian, Zona Hayati dan Zona Kebudayaan. Tata letak display koleksi pada Museum Geopark Batur terkesan mewah dan loyal seperti tata lampu ruangan yang baik, diplay koleksi yang menarik dan adanya sentuhan teknologi di dalam koleksi. Dalam kunjungan ke Museum Geopark Batur dapat memberikan gambaran dan inovasi bagi peserta pelatihan dalam menyajikan koleksi agar dapat menarik para pengunjung.
Desa Penglipuran menjadi kunjungan selanjutnya bagi peserta Pelatihan Tata Pamer Museum setelah Museum Geopark. Desa Penglipuran telah dinobatkan sebagai Desa terbersih ketiga di dunia karena masyarakatnya mempunyai keteguhan dalam menjaga adat dan kebersihan desa. Konsep tata ruang Tri Mandala Desa Penglipuran membagi lahan menjadi tiga zona berdasarkan tingkat kesucian yaitu Zona Hulu, Zona Pawongan, dan Zona Kelod. Peserta pelatihan dapat bercengkrama dengan penduduk desa bahkan dapat memasuki rumah dengan seizin pemilik untuk melihat keunikan rumah adat dan dapat membeli langsung hasil kerajinan penduduk. Desa Penglipuran menghasilkan kerajinan dan minuman khas diantaranya berbagai produk ekonomi kreatif (ekraf) dalam bentuk kriya yaitu, topeng bambu ukir, miniatur rumah tradisional Penglipuran, keben lukis dan Minuman cemcem.
UC Silver atau Museum Naga Sanga Amurwabhumi menjadi kunjungan terakhir dalam kegiatan Ekskursi di Bali. UC Silver dikenal dengan destinasi untuk berwisata dan belanja perhiasan perak dan emas. Koleksi utama dari UC Silver adalah Naga Sanga Amurwabhumi dengan panjang 20 meter, tinggi 1,35 meter dan lebarnya 1,8 meter yang terbuat dari 720 kilogram perak dan dikerjakan selama 5 tahun. Patung ini mendapat apresiasi dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Museum Rekor-Dunia/Indonesia World Record Museum sebagai Patung Naga Terbesar yang terbuat dari Silver. Mengangkat konsep nusantara dan fauna, jadi Museum Naga Sanga Amurwabhumi terdapat banyak patung manusia yang menggunakan pakaian adat pengantin dari berbagai daerah di Indonesia dan terdapat banyak patung hewan yang berukuran besar menyerupai bentuk aslinya.
Kegiatan Ekskursi di Bali bagi peserta kegiatan Pelatihan Tata Pamer Koleksi Museum dapat memberikan wawasan tentang display dan tata letak koleksi museum di Provinsi Bali. Selain itu peserta dapat memahami bagaimana menjadi wisatawan yang berkunjung ke museum dan konsep pemberitahuan informasi koleksi kepada pengunjung untuk lebih menarik. Keunggulan yang dimiliki setiap museum di Provinsi Bali diharapkan dapat diaplikasikan di museum masing-masing untuk meningkatkan ketertarikan wisatawan untuk berkunjung ke museum.